BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Psikoanalisa adalah sebuah model
perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode
psikoterapi. Secara Historis, Psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga
aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga
adalah eksistensial-humanistik. Psikoanalisa
merupakan suatu sistem dalam psikologi yang berasal dari penemuan-penemuan
Freud dan menjadi dasar dalam teori psikologi yang berhubungan dengan gangguan
kepribadian dan perilaku neurotik.
Pendiri dari psikoanalisa yaitu Sigmund
Freud. Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia
dan meninggal pada tanggal 23 september 1939 di London.Freud adalah Pencipta
pendekatan psikodinamika terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru dan
menemukan cakrawala baru. Sebagai orang pertama yang mengemukakan konsep
ketidaksadaran dalam kepribadian. Konsep-konsep psikoanalisa banyak memberikan
pengaruh terhadap perkembangan konseling dan terapi.
Tokoh dari berbagai psikoanalisa orang-orang
yang dekat dengan Freud, yang ikut andil dalam memodifikasi, merevisi pelbagai
gagasan dasar teori psikoanalisisnya.Lima di antaranya adalah Adler
(1870-1937), Jung (1875-1961), Rank (1884-1939), Horney (1885-1952), Sullivan
(1892-1949), Fromm (1900-1980),danErikson(1902-1994).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan
Psikoanalitik
Salah
satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah teori psikoanalitik Sigmund
freud. Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan Kepribadian, filsafat
tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Sumbangan-sumbagan utama yang
bersejarah dari praktek psikoanalitik mencakup:
1. kehidupan mental individu menjadi bisa
dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaan
penderitaan manusia;
2.
tingkah laku yang diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar;
3.
perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap
kepribadian dimasa mendatang.
4.
teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara
yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan
adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan-kecemasan;
5.
pendekatan psikoanalitik telah
memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas
mimpi, resistensi, dan transferensi.
B.
Konsep-Konsep
Utama
·
Struktur
kepribadian
Menurut
pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem; id, ego
dan superego.
1.
Id
id
adalah sistem kepribadian yang orisinal; kepribadian setiap orang hanya terdiri
dari id ketika dilahirkan. id bersifat tidak logis, amoral, dan didorong oleh
suatu kepentingan: memuaskan kebutuhan naluriah sesuai dengan asas kesenangan.
2.
Ego
Ego adalah
eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Tugas
utama ego adalah mengantarai naluri-naluri dengan lingkungan sekitar. Ego
berlaku realistis dan berpikir logis serta merumuskan rencana tindakan bagi
pemuasan kebutuhan.
3.
Superego
Superego adalah
cabang moral atau hukum dari kepribadian.Super ego adalah kode moral individu
yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau
salah.Super ego mempresentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal masyarakat
yang di ajarkan oleh orang tua kepada anak.
·
Kesadaran
Dan Ketidaksadaran
Konsep
ketidaksadaran mencakup :
1.
Mimpi yang merupakan
representasi simbolik dari kebutuhan hasrat dan konflik tak sadar;
2.
Salah ucap atau
lupa,misalnya terhadap nama tak dikenal;
3.
Sugesti atau
pascahipnotik;
4.
bahan yang berasal
dari teknik asosiasi bebas; dan bahan yang berasal dari teknik proyektif.
sumbangan freud
adalah konsep-konsep kesadaran dan ketidaksadaran kunci utama untuk memahami
tingkah laku dan masalah kepribadian. oleh karena itu, sasaran psikoanalitik
adalah membuat motif-motif tak sadar menjadi disadari
·
Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan
tegang yang memotivasi untuk berbuat
sesuatu.Fungsinya adalah memperingatkan adanya ancaman bahaya, yakni sinyal ego
yang akan terus meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasi
bahaya ancaman bahaya itu tidak diambil. Ada tiga macam kecemasan yaitu:
Kecemasan realistis,kecemasan
neurotik, dan kecemasan moral.Kecemasan realistis adalah ketakutan terhadap
bahaya dari dunia eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat
ancaman yang ada. Kecemasan neurotic adalah ketakutan terhadap tidak
Terkendalinya naluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang
bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya. Kecemasan moral adalah ketakutan
terhadap hati nurani sendiri.
·
Mekanisme-mekanisme
pertahanan Ego
1. Penyangkalan
Penyangkalan adalah pertahanan
melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap keberadaan yang mengancam.
seperti kecemasan atas kematian orang yang dicintai, misalnya sering
dimanifestasikan oleh penyangkalan terhadap fakta kematian. orang-orang sering
berkecenderungan membutakan diri terhadap kenyataan yang telalu menyakitkan untuk
diterima.
2. Proyeksi
Proyeksi adalah mengalamatkan
sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima ego oleh orang lain. Dengan
proyeksi, seseorang akan mengutuk orang lain karena kejahtannya dan menyangkal
memiliki dorongan jahat seperti itu.
3. Fiksasi
fiksasi adalah menjadi “terpaku”
pada tahap-tahap perkembangan dan mengambil langkah ketahap selanjutnya bisa
menimbulkan kecemasan. Seperti anak yang terlalu bergantung.
4. Regresi
Regresi adalah melangkah mundur
kefase perkembangan yang lebih awal yang tuntutannya tidak terlalu besar.
contohnya, anak yang takur sekolah memperlihatkan tingkah laku seperti
menangis, mengisap ibu jari dan bersembunyi.
5. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah menciptakan
alasan yang baik guna menghindari ego dan cedera; berbohong sehingga
kenyataannya yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
6. Sublimasi
Sublimasi adalah menggunakan jalur
yang lebih tinggi atau yang secara sosial lebih dapat diterima bagi
dorongannya. contohnya dorongan agresif yang ada pada seseorang disalurkan
kedalam aktivitas seseorang.
7. Displacement
Displacement adalah mengarahkan
energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal sesungguhnya tidak bisa
dijangkau.
8. Represi
Represi adalah meluapkan isi
kesadaran yang traumtis atau bisa membangkitkan kecemasan; mendorong kenyataan
yang tidak bisa diterima kepada ketaksadaran, atau tidak menyadari hal-hal yang
menyakitkan.
9. Formasi
fiksasi
Fomasi fiksasi adalah melakukan
tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat yang tak sadar; jika
perasaan-perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang
menampilkan tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yang
bisa menimbulkan ancaman itu.
C.
Perkembangan
Kepribadian
·
Tahun Pertama
kehidupan: fase oral
Tugas Pertama fase oral adalah
memperoleh rasa percaya yakni percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan
kepada diri sendiri. Cinta adalah perlindungan terbaik terhadap ketakutan dan
ketidakamanan anak-anak yang dicintai oleh orang lain hanya akan mendapat
sedikit kesulitan dalam menerima dirinya. Sedangkan anak yang merasa tidak
diinginkan, tidak diterima, dan tidak dicintai, cenderung mengalami kesulitan
yang besar dalam menerima diri sendiri. Anak-anak yang ditolak akan belajar
untuk tidak mempercayai dunia.
·
Usia satu sampai tiga
tahun: fase anal
Tugas Fase anal adalah belajar
mandiri memiliki kekuatan pribadi dan otonomi serta belajar bagaimana mengakui
dan menangani perasaan-perasaan negatif. contoh yaitu toilet training, pada
fase anal ini perlu eksperimen,berbuat salah dan mereka tetap diterima untuk
kesalahannya
·
Usia tiga sampai lima
tahun: Fase falik
Fase falik adalah periode perkembangan
hati nurani, suatu masa ketika anak-anak belajar mengenal standar-standar moral
serta orang tua yang mempunyai peran penting untuk mengajarkan kepada
anak-anaknya agar mengarahkan anak standar-standar moral yang tidak kaku. Efek
dari indoktrinasi standar moral yang kaku adalah anak akan merasa berdosa dan
akan menghambat kehidupan masa dewasa serta menghambat keintiman. Pada fase
falik ini anak membentuk sikap mengenai kesenangan fisik, apa yang benar dan
salah dan mengenai maskulin dan feminim. mereka menerapkan bagaimana peran
sabagi laki-laki dan perempuan.
D .
PROSES
TERAPEUTIK
1 .
Tujuan-tujuan
Terapeutik
Proses
terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau, dibahas, dianalisa, dengan
sasaran merekomendasikan kepribadian.
2.
Fungsi
dan Peran Terapis
Fungsi utama
analisis adalah mengajarkan arti proses-proses ini kepada klien sehingga klien
mampu memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalahnya sendiri, mengalami
peningkatan kesadaran atas cara-cara untuk berubah. Analisis terlebih dahulu
harus membangun hubungan kerja dengan klien, kemudian perlu banyak mendengar
dan menafsirkan.
3.
Pengalaman
klien dalam terapi
Klien harus
bersedia melibatkan diri ke dalam proses terapi yang intensif dan berjangka
panjang. Selama terapi klien mengalami beberapa tahapan tertentu: mengembangkan
hubungan dengan melakukan analisis, mengalami krisis treatment, memperleh pemahaman atas masa lampaunya yang tak
disadari, mengmbangkan resistensi untuk belajar lebih banyak tentang diri
sendiri, megembangkan terapi dan mengakhiri terapi.
F.
PENERAPAN: TEKNIK-TEKNIK DAN
PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK
Teknik-teknik
pada terapi psikoanalitik disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh
pengalaman intelektual atas tingkah laku klien, dan untuk memahami makna
berbagai gejala. Terdapat lima teknik dasar terapi psikoanalitik: asosiasi
bebas, penafsiran, analisis mimpi, analisis atas resistensi, dan analisis atas
transferend.
1.
Asosiasi
Bebas
Asosiasi bebas adalah
suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan
pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situai-situasi traumatik di masa
lampau, yang dikenal dengan sebutan katarsis.
2.
Penafsiran
Penafsiran adalah
suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi,
resistensi dan transferensi. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego untuk
mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak
sadar lebih lanjut.
3.
Analisis
mimpi
Analisis mimpi adalah
sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan
memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak
terselesaikan.
4.
Analisis
dan Penafsiran Resistensi
Resistensi adalah
sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan
yang tak disadari. Resistensi bekerja secara khas dalam terapi psikoanalitik
dengan menghambat klien dan analisis dalam melaksanakan usahan bersama untuk
memperoleh pemahaman atas dinamika-dinamika ketaksadaran klien.
5.
Analisis
dan Penafsiran Transferensi
Analisis transferensi
adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis sebab mendorong klien untuk
menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia memungkinkan klien mampu
memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi-fiksasi dan
deprivasi-deprivasinya, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau
terhadap kehidupannya sekarang.
BAB III
PENUTUP
G.
Kesimpulan
Ada empat poin penting dari apa yang
sudah dipaparkan dalam makalah ini. Pertama, Sigmund Freud telah berkontribusi
dalam mengawali lahirnya psikoterapi modern. Sebagai salah satu model
konseling, terapi psikoanalitik dengan tokoh utama Freud ini pada mula
kelahirannya banyak mengundang kontroversi namun tetap menarik untuk dibahas,
bahkan Freud sendiri masuk dalam deretan Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh
dalam Sejarah versi Michael H. Hart. Kedua, pemikirannya mengenai struktur
kepribadian yang meliputi id, ego, dan superego banyak mencuri perhatian
masyarakat dunia,
Disiplin ilmu, teorinya mengenai
tersebut banyak dipetik. Pemikirannya yang lain tentang struktur pikiran: alam
sadar, prasadar,. Ketiga, para neofreudian, seperti Adler, Jung, Horney,
Sullivan, dan Erikson telah memberikan Pemikiran baru.
Terapi psikoanalitik merupakan
perawatan yang dikembangkan oleh Freud, dengan memusatkan perhatian pada
pengidentifikasian penyebab-penyebab tak sadar dari tingkah laku abnormal
dengan menggunakan metode hipnotis, asosiasi bebas, analisis mimpi,
transferensi, dan penafsiran. Kesemua metode, memiliki kekhasan tersendiri dan
identitas yang tidak jauh.
Psikoanalisa sebagai teori dari
psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik pada seseorang
timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketetgangan yang ada
kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik
dari pengalaman seksual pada masa kecil.
DAFTAR
PUSTAKA
Corey,
G., Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi, PT Refika Aditama;2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar