Minggu, 04 Juni 2017

Santrock.W.John.2012.Life Span Development .


1.      HAKIKAT MASA DEWASA MENENGAH


PERUBAHAN DI USIA PARUH BAYA
Kini banyak orang berusia 50 tahun yang memiliki tubuh yang lebih baik, lebih sigap, dan lebih produktif dibandingkan orang yang berusia 40 tahun dan berasal dari saru atau dua generasi yang lebih muda. Ketika orang yangmemiliki gaya hidup sehat dan penemuan medis yang dapat membantu memperlambat proses penuaan semakin banyak, batas yang ditetapkan untuk usia paruh baya menjadi bergeser keatas. Ada ungkapan masa kini yang mengatakan “60 tahun adalah usia 40 tahun yang baru” hal ini menandahkan bahwa banyak orang yang berusia 60 tahun ini menjadi kehidupan aktif, produktif, dan sehat sama seperti generasi sebelumnya di usia empat puluhan.
Sebuah studi menemukan bahwa hampir dari setengah individu yang berusia 65 hinggah 69 tahun menganggap dirinya paruh baya ( National Council on Aging, 2000 ), dan studi lainnya menemukan pola yang mirip : Setengah dari jumlah individu berusia 60 hinggah 75 menganggap diri meka paru baya ( Lachman, Maier, & Budner, 2000). Usia paruh baya merupakan masa persiapan yang penting untuk memasuki masa dewasa akhir, “masa hidup malam”. Namun usia paruh baya datang lebih awal di masa Jung. Kini rata – rata harapan hidup adalah 78 tahun dan 12 persen dari populasi Amerika Serikat berusia di atas 65 tahun.
Dimasa lalu, struktur usia dalam populasi dapat dipresentasikan oleh sebuah paramida, dngan persentasi terbesar adalah pada tahun kanak-kanak. Sekarang dipersentasi orang pada usia yang berbeda-beda dalam rentang hidup menjadi lebih mirip, menciptakan apa yang disebut “rektangularisasi” distribusi usia ( persegi panjang vertikal ), Rektangularisasi tercipta karena terjadinya peningkatan kualitas kesehatan yang menyebabkan umur panjang, tingkat kesuburan yang rendah, dan menuanya kelompok baby-boom.

MENDEFINISIKAN MASA DEWASA MENENGAH
Bagi sebagian orang besar, masa dewasa menengah adalah masa dimana terjadi penurunan keterampilan fisik dan meluasnya tanggung jawab ; sebuahperiode dimana seseorang menjadi lebih sadar mengenai polaritas usia muda dan berkurangnya jumlah waktu yang masih tersisa di dalam hidup; suatu titik dimana seseorang berusaha meneruskan sesuatu yang bermakna kepada generasi selanjutnya; suatu masa dimana seseorang telah mencapai dan membina kepuasan dalam kariernya. Singkatnya, masa dewasa menengah mencangkup “keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab relasi di tengah-tengah perubahan fisik dan psikologis yang berlangsung seiring dengan proses penuaan”.
Seperti halnya dengan periode usia lainnya, diusia paruh baya individu membuat pilihan, memilih apa yang hendak dilakukan, bagaimana menginvestasikan waktu dan sumber daya, mengevaluasi aspek – aspek apa yang ada dalam kehidupannnya yang perlu diubah. Masa dewasa menengah adalah periode usia ketika perolehan dan kehilangan maupun faktor – faktor biologis dan sosial-kultural menjadi seimbang. Meskipun di masa dewasa menengah terjadi penurunan fungsi biologis, dukungan sosial budaya seperti pendidikan, karier, dan relasi mencapai puncaknya. Dengan demikian, masa dewasa menengah mungkin merupakan sebuah periode perkembangan yang unik, di mana pertumbuhan dan kehilangan saling mengimbangi.
Sejumlah ahli berkesimpulan bahwa jika dibandingkan dengan periode sebelumnya dan periode sesudahnya, usia paruh baya lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya, karena jumlah orang dewasa yang sehat meningkat, maka usia paruh baya juga berlangsung lama. Dibandingkan dengan paruh baya yang lebih awal, paruh baya akhir cenderung di warnai oleh “kematian orang tua, anak terakhir meninggalkan rumah orang tua, menjadi kakek-nenek, mempersiapkan diri untuk pensiun, dan dalam kebanyakan kasus adalah benar-benar pensiun. Banyak orang yang berada dalam rentang usia ini dihadapkan pada masalah kesehatan untuk pertama kalinya. Kemudian meskipun secara keseluruan yang diperoleh maupun yang hilang dapat mengimbangi, bagi banyak individu, segi kehilangan mulai besar dari segi pemerolehan. Sebagaimana yang dikatan oleh ahli masa hidup Gilbert Brim (1992), masa dewasa menengah mengandung banyak perubahan dan liku-liku. Sukses dan kegagalan silih berganti. Irene

2. PERKEMBANGAN FISIK
PERUBAHAN FISIK
            Perubahan fisik yang berlangsung di awal masa remaja atau penurunan secara mendadak yang kadang-kadang terjadi di usia lanjut , perubahan fisik yang berlangsung di usia paruh baya biasanya berlangsung secara bertahap. Sejumlah perubahan fisik yang berlangsung di usia paruh baya.
·         Tanda-tanda yang tampak
Salah satu tanda-tanda perubahan fisik yang tampak paling jelas di masa dewasa menengah adalah penampilan fisik. Tanda-tanda penuaan akan terlihat pertama kali di usia empat puluhan atau lima puluhan. Kulit mulai berkerut dan mengendur  karena kehilangan lemak dan kolagen yang terletak di bawah jaringan kulit (farage & kawan-kawan 2009),pigmentasi  yang terjadi di daerah  kecil tertentu di kulit menghasilkan bercak penuaan, khususnya di daerah yang terkena sinar matahari seperti tangan atau wajah. Kuku jari tangan  dan jari kaki bergerigi, menjadi lebih tebal, dan rapuh.
Banyak orang yang berada di usia paruh baya ini melakukan bedah kosmetik, mengecet rambut, mengenakan wig, mengikuti program penurunan berat tubuh, berpartisipasi dalam kelompok olahraga, dan mengonsumsi sejumlah  besar vitamin yang diperuntukkan bagi usia paruh baya.

·         Tinggi dan Berat Tubuh
Di usia paruh baya, tinggi tubuh individu dapat mengalami penyusutan sementara berat tubuh bertambah. Berkurangnya tinggi tubuh yang disebabkan oleh proses penuaan. Rata-rata jumlah lemak tubuh di usia remaja adalah sekitar 10 persen dari berat tubuh; pada usia paruh baya, jumlahnya meningkat hingga mencapai 20 persen. Dalam sebuah survey nasional, 29 persen orang dewasa Amerika Serikat berusia 40 hingga 59 tahun dianggap mengidap obesitas.(pusat pencegahan dan pengendalian penyakit,2006). Kelebihan berat tubuh dapat membahayakan  kesehatan di usia paruh baya (Himes, 2009b, Wyn & Peckham, 2010).

·         Kekuatan sendi dan tulang
Kekuatan fisik maksimum sering kali dicapai pada usia duapuluhan. Fungsi puncak dari sendi-sendi biasanya di usia dua puluhan. Diusia paruh baya. Waktu di mana sendi individu menjadi kaku dan lebih sulit digerakkan. Maksimum kepadatan tulang terjadi diakhir usia tiga puluhan; setelah itu kepadatan tulang menurun secara progresif. Kehilangan tulang dimulai dengan lambat, namun meningkat pada usia lima puluhan.

·         Penglihatan dan pendengaran
Ketajaman akomodasi mata- kemampuan memfokuskan dan mempertahankan sebuah bayangan pada retina-mengalami penurunan antara usia 40 hingga 59 tahun. Pada usia 60 tahun, retina menerima hanya sepertiga cahaya dari yang di terimanya pada usia  20 tahun, biasanya karena pengecilan ukuran pupil  ( Scialfa & Kline, 2007). Pada usia 40 , pendengaran juga mulai menurun. Asesmen auditori mengindifikasikan bahwa kehilangan pendengaran 50 persen terjadi pada individu berusia 50 tahun.

·         Sistem Kardiovaskular
Usia paruh baya adalah suatu masa dimana tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi sering kali mengejutkan orang dewasa (Lachman,2004). Penyakit kardiovaskular meningkat di usia paru baya. Tekanan darah (hipertensi ) juga muncul di usia empat puluhan dan lima puluhan. Ketika menopause, tekanan darah wanita dapat meningkat tajam biasanya tetap di atas melibihi pria sepanjang hidupnya (Taler,2009).  Masalah yang meningkat dimasa  dewasa menengah dan akhir adalah gangguan metabolism (metabolic disorder), sebuah kondisi yang ditandai oleh adanya hipertensi,obesitas, dan resistansi insulin.

·         Paru-Paru
Diusia paruh baya, kapasitas  paru-paru mengalami perubahan kecil. Meskipun demikian, sekitar usia 55 tahun, protein di jaringan paru-paru menjadi kurang elastis. Kapasitas paru-paru individu yang merokok akan menurun dengan cepat di usia paruh baya.

·         Tidur
Di usia paruh baya, beberapa aspek dalam tidur menjadi lebih bermasalah (McCrae & Dubyak, 2009). Jam tidur tetap sama dimasa dewasa awal. Usia empat puluhan, periode bangun menjadi lebih sering dan terdapat tidur yang kurag pulas. Masalah tidur diusia paruh baya lebih banyak dialami individu yang menggunakan obat-obatan yang disertai  dengan resep ataupun tanpa resep dokter, kegemukan, memiliki penyakit kardiovaskular, atau depresi (Kaleth & kawan-kawan 2007;  Loponen & kawan-kawan,2010). 

KESEHATAN DAN PENYAKIT
Di masa dewasa menengah, frekuensi individu yang mengalami kecelakaan berkurang dan tidak terlalu mudah terserang selesma dan alergi seperti ketika kanak-kanak, remaja, atau dewasa awal. Banyak yang melalui masa dewasa menengah tanpa terkena penyakit atau masalah kesehatan yang menetap.
Penyakit kronis ditandai dengan penyakit yang lambat dan berlangsung lama. Penyakit kronis jarang dialami seseorang dimasa dewwasa awal. Penyakit kronis terbesar yang dialami diusia paruh baya, diikuti dengan hipertensi. Variasi penyakit kronis di usia paruh baya bervariasi sesuai gender. Dibandingkan wanita, pria yang mengalami penyakit kronis yang fatal (seperti penyakit jantung, kanker, dan stroke) lebih banyak disbanding wanita, wanita lebih banyak mengalami penyakit yang tidak fatal (seperti varicose veins dan bursitis).
Sistem Kekebalan Tubuh dan Stres. Sistem kekebalan tubuh dapat menjaga kesehatan dengan cara mengenali dan menghancurkan materi-materi asing seperti bakteri, virus, dan tumor. System kekebalan tubuh dapat menurun seiring bertambahnya usia. System kekebalan tubuh mengandung miliaran sel darah merah dan darah putih yang terletak di dalam system sirkulasi. Ketika seseorang berada dalam kondisi stress virus atau bakteri cenderung memperbanyak diri dan mengakibatkan penyakit. Sel NK adalah tipe sel darah putih yang kemungkinan besar muncul dalam kondisi stress rendah. Level sel NK yang lebih rendah dalam situasi stress mengindikasikan system kekebalan yang lemah.
Stress dan Sistem Kardiovaskular. Stress dan emosi-emosi negative dapat memengaruhi perkembangan dan rangkaian penyakit kardiovaskular dengan cara mengubah proses-proses fisiologis.
Budaya dan Kesehatan. Budaya berperan penting terhadap penyakit jantung. Kondisi hidup dan gaya hidup individu-individu di dalam sebuah kelompok etnik dipengaruhi oleh status sosio-ekonomi, status imigran keterampilan bahasa dan social, peluang pekerjaan, dan sumber daya sosial.

ANGKA KEMATIAN
Sampai dengan pertengahan abad ke-20, penyakit indeksi menjadi penyebab utama kematian, ketika angka penyakit infeksi telah menurun dan jumlah individu yang hidup hingga usia paruh baya sudah lebih banyak, di usia paruh baya, banyak kematian disebabkan oleh kondisi tunggal dan sudah dapat diidentifikasi, di mana pada usia tua, kematian lebih sering disebabkan oleh kombinasi efek dari beberapa kondisi kronis (Gessert, Elliott, & Halle, dalam John W. Santrock, 2003).
SEKSUALITAS
Climacteric adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan transisi hidup paruh baya di mana terjadi kemunduran dalam hal fetilitas. Marilah kita mengeksplorasi perbedaan-perbedaan substansial dalam hal climacteric pada wanita dan pria.
v  Menoupause

1.      Menoupause adalah suatu waktu di usia paruh baya, biasanya di akhir empat puluhan atau awal lima puluhan, ketika menstruasi wanita sepenuhnya berakhir. Rata-rata usia periode mestruasi terakhir wanita biasanya adalah 51 tahun (wise, dalam John W. Santrock, 2006).
2.      Perimenopause adalah periode transisi dari periode menstruasi normal menuju periode tanpa menstruasi sama sekali, yang sering kali membutuhkan waktu hingga 10 tahun (De Franciscis & kawan-kawan, 2007; Seritan & kawan-kawan, 2010 dalam John W. Santrock)

v  Perubahan Hormonal Pada Pria Paruh Baya
Para pria mengalami perubahan hormonal di usia lima puluhan dan enam puluhan, namun perubahan yang mereka alami tidak sedrastis seperti penurunan estrogen seperti yang di alami wanita. Produksi testosterone mulai menurun sekitar 1 persen pertahun selama masa dewasa menengah, dan jumlah sperma biasanya secara perlahan juga menurun, meskipun demikian pria tidak kehilangan fertilitasnya di usia setengah baya (Harman, 2007 dalam John W. Santrock).
Perkembangan yang umum terjadi pada pria paruh baya adalah disfungsi ereksi, ketidakmampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang berpengaruh terhadap kepuasan performa seksual (De Berardis & kawan-kawan, 2009 dalam John W. Santrock).
v  Sikap dan Perilaku Seksual
Meskipun jika dilihat dari sudut biologis fungsi seksual pria dan wanita cenderung menurun di masa dewasa menengah, pada umumnya mereka juga lebih jarang melakukan aktivitas seksual dibandingkan di masa usia dewasa awal (Waite, Das, & Laumann, 2009 dalam John W. Santrock).
Studi longitudinal terbaru yang berskala besar mengungkapkan bahwa mansturbasi lebih sering dilakukan saat memasuki masa awal perimenopause tapi menurun selama masa pascameopause (Avis & kawan-kawan, 2009 dalam John W. Santrock).
3.      PERKEMBANGAN KONGNITIF
 ( Horn & Donaldson, 1980) . Horm menyatakan bahwa crystallized intelligence,
INTELIGENSI

Fluid Intelligence dan Crystallized Intelligence Menurut John horn, di usia paruh baya ada sejumblah kemampuan yang mulai menurun dan ada pula sejumblah kemampuan yang meningkat akumulasi dari informasi dan ketrampilan verbal terus meningkat di masa dewasa menengah, sementara fluid intelligence, kemampuan seseorang untuk melakukan penalaran secara abstrak, mulai menurun di masa dewasa menengah. Crystallized intelligence, akumulasi dari informasi dan keterampilan verbal terus meningkat di masa dewasa menengah. Data Hord dikumpulkan dengan menggunakan cara cross-sectional. Cross-sectional adalah studi yang menilai individu-individu yang berasal dari berbagai usia di waktu yang bersamaan, sebagai contoh, studi cross-sectional dapat menilai intelegensi dari kelompok yang berusia 40-an hingga 50-an, dan 60 tahun, dalam sebuah evaluasi tunggal, seperti yang dilakukan di tahun 1980. Dalam studi ini, individu yang berusia 40 tahun yang dilahirkan pada tahun 1940 dan yang berusia 60 tahun dilahirkan pada tahun 1920. Kedua zaman ini memberikan peluang ekonomi dan pendidikan yang berbeda. Individu yang berusia 60 tahun cenderung memiliki peluang pendidikan yang lebih kecil di masa perkembangannya. Dengan demikian, seandainya tes intelegensi yang di lakukan secara cross-sectional terhadap individu 4o tahun dan 60 tahun memperlihatkan hasil yang berbeda.

Studi Longitudinal Seattle
Studi ini melibatkan evaluasi kemampuan intelektual yang luas di masa dewasa di pelopori oleh K. Warner Schaie. Ia melakukan tes terhadap 500 individu di tahin 1956, secara periodic, jumblah partisipan ditambah. Focus utama dari studi Longitudinal seattle adalah perubahan dan stabilitas intelegensi individu. Kemampuan utama yang di tes adalah sebagai berikut:
-       Perbendaharaan kata (kemampuan untuk memahami ide-ide yang diekspresikan secara verbal).
-       Memori verbal (kemampuan untuk melakukan econding dan mengingat unit bahasa yang bermakna, seperti daftar kata-kata).
-       Angka (kemampuan untuk melakukan perhitungan matematis sederhana seperti menambah, mengurangi, mengalikan).
-       Orientasi spasial (kemampuan untuk memvisualisasikan dan melakukan masa stimuli secara mental dalam ruang dua dan tiga dimensi).
-       Penalaran induktif (kemampuan untuk mengenali dan memahami sejumblah pola untuk memecahkan contoh-contoh masalah).
-       Kecepatan perceptual (kemampuan untuk membuat diskriminasi sederhana terhadap stimuli visual secara cepat dan tepat).


Schai (2007)  baru-baru ini meneliti perbedaan generasi pada orang tua dan anak-anak mereka dalam kerangka waktu selama lebih dari tujuh tahun dari usia 67 tahun. Orangb tua di nilai ketika mereka berusia 60 hingga 67 tahun. Tingkat keberfungsian kognitif yang lebih tinggi untuk generasi kedua terjadi pada penalaran induktif, memori verbal, dan orientasi spasial, sementara generasi pertama mendapat skor lebih tinggi pada kemampuan numeric. Hal yang patut dicatat adalah bahwa generasi orang tua menunjukkan penurunan kognitif dari usia 60 hingga 67 tahun tapi keturunan mereka menunjukkan kestabilan atau peningkatan yang kecil pada fungsi kognitif dalam kisaran usia yang sama.

PEMROSESAN INFORMASI
Pendekatan pemrosesan informasi menyediakan cara lain untuk menelaah kemampuan kognitif. Beberapa perubahan pemrosesan – informasi yang terjadi di masa dewasa menengah adalah kecepatan dalam pemrosesan informasi, memori, keahlian, dan keterampilan pemecahan-pemecahan masalah yang bersifat praktis.

Kecepatan dalam Pemrosesan Informasi
Kecepatan perspektual mulai menurun di masa dewasa awal dan penurunan ini terus berlanjut hingga masa dewasa menengah. Cara umum untuk menilai kecepatan informasi adalah melalui tugas kecepatan reaksi, dimana individu hanya cukup menekan tombol segera setelah mereka menangkap cahaya. Meskipun demikian, ingatlah bahwa menurun ini tidak bersifat dramatis sebagian besar hanya berbeda sebesar 1 detik. Minat yang ada kini menfokuskan pada kemungkinan yang menyebabkan menurunya kecepatan dalam pemrosesan informasi pada orang dewasa ( Salthouse,2009 ). Penyebabnya mungkin bisa disebabkan karena level analisis yang berbeda, seperti kognitif mempertahankan tujuan, peralihan antartugas, mempertahankan representasi internal dari distraksi, neuroanatomi Perubahan di area otak tertentu , seperti korteks prefrontal, dan neurokimia Perubahan dalam sistem neurotransmitor.

Memori
Memori verbal mencapai puncaknya di usia 50-an. Meskipun demikian, beberapa studi lain menemukan bahwa memori verbal terlihat menurun di usia paruh baya, khususnuya jik dinilai dengan menggukan pendekatan cross sectional ( Salthouse,2009 ). Sebagai contoh, dalam sejumlah studi, orang dewasa yang lebih muda memperlihatkan performa yang lebih baik dibandingkan dewasa yang lebih tua dalam mengingat daftar kata, angka, atau prosa bermakna.
Meskipun demikian, beberapa ahli berpandangan bahwa temuan ini disebabkan peneliti membandingkan memori individu yang berusia 20-an dengan yang berusia 60-an. Dalam pandangan ini, di masa awal usia paruh baya penurunan memori hanya sedikit atau sama sekali tidak terjadi; penurunan memori baru terjadi pada masa pertengahan usia paruh baya atau masa dewasa akhir. Dengan demikian, Park menyimpulkan bahwa penyebab kemunduran memori di akhir usia paruh baya adalah banyaknya informasi yang semakin lamaa semakin menumpuk dalam perjalanan waktu semasa dewasa.
Penurunan memori cenderung lebih sering terjadi jika individu tidak menggunakan strategi memori yang efektif, seperti penyusunan dan pembayangan. Dengan penyusunan daftar nomor telepon ke dalam kategori yang berbeda ataupun membayangkan nomor telepon sebagai wakil dari objek-objek tertentu seperti rumah, ada banyak orang yang dapat meningkatkan memorinya di masa dewasa menengah.

Keahlian
Keahlian dibidang tertentu lebih banyak tampil dimasa dewasa menengah dibanding di masa dewasa awal. Mengembangkan keahlian dan menjadi ahli di suatu bidang biasanya merupakan hasil dari pengalaman, belajar, dan usaha selama bertahun-tahu.
            Perbedaan strategi yang digunakan oleh ahli dan orang baru adalah mencangkup hal-hal berikut ini :
1.      Dalam menyelesaikan masalah di bidangnya, ahli lebih banyak mendasarkan pada akumulasi pengalaman mereka.
2.      Dalam memecahkan masalah dibidangnya, ahli sering memproses informasi secara otomatis dan menganalisis secara efektif dibandingkan orang baru.
3.      Dalam memecahkan masalah di bidangnya, ahli memiliki strategi yang lebih baik dan singkat dibandingkan orang baru.
4.      Dalam memecahkan masalah di bidangnya, ahli lebih kreatif dan fleksibel di bandingkan orang baru.

Pemecahan Masalah Praktis
Nancy Denney ( 1986, 1990 ) mengobservasi lingkungan seperti bagaimana orang dewasa muda dan orang dawasa paruh baya menghadapi seorang pemilik tanah yang tidak memasang perairan dan apa yang hendak mereka lakukan seandainya sebuah bank tidak berhasil memberi cek. Hasil meta-analisis terhadap studi-studi ini mengindikasikan bahwa pemecahan masalah sehari-hari dan efektivitas dalam pengambilan keputusan tetap stabil di masa dewasa awal dan masa dewasa menengah kemudian menurun dimasa dewasa ahkir.
4.  Karier, Pekerjaan, dan Waktu Luang
·         PEKERJAAN  DI USIA PARUH BAYA
Orang dewasa diusia paruh baya dapat mencapai puncak didalam posisi maupun penghasilan. Usia paruh baya adalah masa untuk mengevaluasi, menilai, dan merefleksikan pekerjaan yang di lakukan dan yang ingin di lakukan di masa depan. (Moen,2009). Isu yang di hadapi orang diusia paruh baya adalah mengenali keterbatasan kemajuan karier, memutuskan apakah hendak mengubah pekerjaan atau karier, memutuskan apakah hendak menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan serta merencanakan pensiun (Stern & Huyck, 2001). Dalam sejarah , pensiun adalah transisi yang dialami pria, tapi saat ini lebih banyak pasangan yang merencanakan dua pensiun, suami dan istri (Moen, 2009;Moen ,Kelly, & Magennis, 2008).



·         Tantangan dan Peruahan karier 
Salah satu hasil dari usia ini adalah menawarkan insentif kepada para pekerja  paruh baya untuk pensiun dini – di usia 50 –an atau dalam sejumlah kasus diusia 40-an dibandingkan usia 60-an.
Beberapa perubahan karier di usia paruh baya berkaitan dengan motivasi diri; perubahan yang lain diakibatkan karena kehilangan pekerjaan (moen, 2009). Aspek masa dewasa menengah adalah menyesuaikan harapan-harapan  ideal mereka dengan kemungkinan-kemungkinan yang realistis , dipandang dari berapa banyak waktu yang dimiliki individu sebelum mereka pensiun dan  seberapa cepat  mereka berhasil. Sigmund freud pernah berkomentar bahwa ada dua hal yang perlu dilakukan secara baik oleh orang dewasa adalah beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat dan mencintai.

·         WAKTU LUANG ( Leisure)
Waktu luang( leisure) adalah watu yang menyenangkan setelah bekerja, serta individu bebas untuk melakukan aktivitas dan minat sesuai pilihan sendiri-contohnya , hobi, olahraga, atau membaca. Dimasa dewasa menengah ,individu memiliki persediaan uang lebih banyak;dan memiliki lebih banyak waktu dan peluang untuk dibayar ketika berlibur. Orang dewasa dimasa hidup paruh baya secara psikologis perlu mulai mempersiapkan diri untuk pensiun. Seorang dewasa mengembangkan aktivitas waktu yang dapat dilanjutkan ketika pensiun maka transisi dari kerja menuju pensiun, maka transisi dari kerja menuju pensiun menjadi kurang menekan.

5. Agama dan Makna Hidup
Agama Dan Kehidupan Orang Dewasa.
Dalam Studi yang dilakukan MacArthur, “Study of Midlife Development”, lebih dari 70 persen orang dewasa menengah di Amerika Serikat mengatakan dirinya religius dan menganggap spritualitas sebagai bagian utama kehidupannya (Brim.1999)
Agama memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan sejumlah orang dewasa; sementara pada sejumlah orang dewasa lainnya, perannya mungkin kecil atau tidak ada sama sekali (McCullough & kawan-kawan, 2005). Selain itu, pengaruh agama terhadap kehidupan seseorang dapat berubah seiring dengan perkembangan mereka (George, 2009; Sapp, 2010). Dalam studi longitudinal yang dilakukan oleh Jhon Clausen (1993), beberpa individu memiliki kehidupan religius yang kuat di masa dewasa awal, menjadi kurang religius di masa dewsa menengah; sementara beberapa yang lain menjadi semakin religius lagi di masa dewasa menegsah. Dalam studi longitudinal yang dilakukan terhadap individu berusia 30-an hingga akhir 60-an / awal 70-an, terjadi penigkatan spritualitas yang berarti terjadi antara akhir dewasa menegah (pertengahan 50-an /awal 60-an) dan dewasa akhir (wink & Dillon,2002)
Agama Dan Kesehatan.
Bagi individu-individu yang menganut agama besar, terdapat kaitan antara agama dan kesehatan fisik (camphel,yoon, & Johnstone, 2009; McCullough &  Willoughby, 2009), Para peneliti menemukan bahwa komitmen religius membantu menurunkan tekanan darah dan hipertensi hingga level menegah,dan bahwa kehadiran di kegiatan keagamaan berkaitan dengan penurunan tekanan darah (Gilium & Ingram. 2007). Selain itu, sejumlah studi mengkonfirmasikan hubungan positif antara partisipasi religius dengan panjangnya usia (Oman & Thoresen,2006).
Makna hidup
Frankl menyebutkan tiga kualitas yang hanya dimiliki oleh manusia, yakni spiritualitas,kebebasan dan tanggung jawab. Dalam pandangan Frankl, spritualitas tidak memiliki dasar agama.Spritualitas merujuk pada keunikaan hakikat manusia kepada spirit,filosofi dan pikiran. Menurut Frankl, manusia perlu mengajukan pertanyaan kepada dirinya sendiri mengenai mengapa mereka ada, apa yang merka inginkan  dari hidup, dan apa yang menjadi makna dalam hidup mereka,
Dimasa desawa menengah, individu mulai lebih sering dihadapkan pada kematian, khususnya kematian orangtua dan saudara-saudara yang lebih tua. Berhadapan dengan kurangnya waktu dalam hidup, banyak individu di masa ini mulai bertanya dan mengevaluasi pertanyaan yang diajukan oleh Frankl (Cohen, 2009). Dan, seabagaimana yang kami nyatakan dalam diskusi dalam mengenai agama dan mengatasi masalah, mengatasi masalah yang di tempuh dengan cara membuat makna secara khusus membantu ketika invidu menghadapi stres yang kronis dan kehilangan.
Roy Baumeister dan Kathleen Vohs menyatakan bahwa pertanyaan yang menyangkut makna hidup dapat dipahami menurut empat kebutuhan akan makna, yang membimbing bagaimana seseorang membuat makna dari hidup mereka:

·         Kebutuhan  akan keterarahan. “Peristiwa-peristiwa yang berlangsung saat ini dapat memperoleh makna dari keterkaitannya dengan peristiwa-peristiwa di masa depan. “ Keterarahan dapat di bagi ke dalam (1) tujuan (2) pemenuhan. Hidup dapat diorientasikan ke kondisi dimasa depan yang di antisipasikan, seperti hidup bahagia selamnya atau dicintai.
·         Kebutuhan akan nilai. Hal ini “dapat menggiring pada penghayatan mengenai kebajikan dan membenarkan rangkaian-rangkaian tindakan tertentu,Nilai-nilai memungkinkan seseorang untuk memutuskan apakah tindakan-tindakan tersebut benar atau salah,” Pandangan Frankl (1984) mengenai makna hidup menekankan nilai sebagai bentuk utama pemakanaan yang dibutuhkan orang.
·         Kebutuhan akan penghayatan terhadap efficacy. Hal ini akan mencakup “keyakinan bahwa seseorang dapat membuat perubahan. Hidup yang memiliki arah dan nilai namun tidak memiliki efficacy akan menjadi hidup yang tragis. Seseorang mungkin mengetahui apa yang di inginkan namun tidak mampu berbuat sesuatu berdasarkan pengetahuaanya itu.” Dengan sense of efficacy, orang berkeyakina bahwa mereka dapat mengandalkan lingkungannya, yang dapat member keuntungan-keuntungan fisik maupun kesehatan mentalnya ( Bandura, 2009 )
·         Kebutuhan akan nilai diri (self-worth) sebagian besar individu ingin menjadi pribadi yang baik dan berharga. Self worth dapat di kejar secara individual. Para peneliti semakin sering mempelajari faktor-faktor yang terlihat dalam proses eksplorasi seseorang akan pemaknaan dalam hidup dan apakah mengembangkan rasa pemaknaan dalam hidup berkaitan dengan hasil perkembangan yang positif. Penelitian mengindikasikan bahwa banyak individu menyatakan agama memainkan peran penting dalam meningkatkan eksplorasi mereka tentang pemaknaan dalam hidup (Krause, 2008,2009). Studi juga menyatakan bahwa individu yang telah menemukan rasa pemaknaan dalam hidup punya fisik yang lebih sehat dan merasa lebih bahagia, dan mengalami sedikit depresi, dari pada mereka yang belum menemukn makna dalam hidup mereka ( Debats, 1990; Krause, 2004, 2009; Parqoat,2002 )








KESIMPULAN

Masa transisi dewasa menengah ketika berusia 40-50 tahun. jika di lihat dari segikongnitif. Masa dewasa menengah berada pada tahap operasional formal. Pada tahap ini perkembangan intelektual, kedewasaan. Individu dewasa menengah di tuntut untuk dapat berpikir logis, dan idealis..orang dewasa menengah dapat menganalisis masalahnya dengan penyelesaian. Dewasa menengah ini mempunyai aspek penting dalam hidup dalam hidup kebanyakan orang dewasa paruh baya



















DAFTAR PUSTAKA
           
Santrock.W.John.2012.Life Span Development  Perkembangan -Masa Hidup. Penerbit : Erlangga Dengan Power MacPro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Pendekatan Psikoanalitik sumber Corey G. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Psikoanalisa adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat m...